Setahun kau derita merinduikanku yang menafikan kita
Sebulan aku derita merasai apa yang pernah kau rasa
Namun jangka waktu bukan ukuran sempurna
Tetapi pengalaman di jiwa berbekas selamanya
Kini kita seri mencabar takdir syurga
Bila rindu semakin menipis namun cinta kekal ada
Kau kini akan menjadi aku sebelum redha
Namun lebih pasrah dengan ego semakin menggila
Lebih gagah meyakini cinta tidak perlu dilafaz kata
Esok pastiku tersenyum pada dia kuberkata...
"Dialah cinta yang pernah datang begitu sempurna,
Namun saya terlupa untuk redha..
Kerana kami serupa...
Rindu serentak bergema...
Hati yang berbelah dua...
Jiwa dengan rasa yang sama...
Cinta dalam ritma yang senada...
Sayangnya kami hati-hati yang kecewa...
Keyakinan kami juga sama rapuhnya...
Lebih rela melepaskan yang tercinta...
Jangan biar terus terseksa...
Mengaku bijak dalam sunyi bicara...
Melepas yang teramat sempurna...
Untuk menerima seadanya...
Menafikan abadinya cinta saat mata kami bersua."
Sebulan aku derita merasai apa yang pernah kau rasa
Namun jangka waktu bukan ukuran sempurna
Tetapi pengalaman di jiwa berbekas selamanya
Kini kita seri mencabar takdir syurga
Bila rindu semakin menipis namun cinta kekal ada
Kau kini akan menjadi aku sebelum redha
Namun lebih pasrah dengan ego semakin menggila
Lebih gagah meyakini cinta tidak perlu dilafaz kata
Esok pastiku tersenyum pada dia kuberkata...
"Dialah cinta yang pernah datang begitu sempurna,
Namun saya terlupa untuk redha..
Kerana kami serupa...
Rindu serentak bergema...
Hati yang berbelah dua...
Jiwa dengan rasa yang sama...
Cinta dalam ritma yang senada...
Sayangnya kami hati-hati yang kecewa...
Keyakinan kami juga sama rapuhnya...
Lebih rela melepaskan yang tercinta...
Jangan biar terus terseksa...
Mengaku bijak dalam sunyi bicara...
Melepas yang teramat sempurna...
Untuk menerima seadanya...
Menafikan abadinya cinta saat mata kami bersua."
No comments:
Post a Comment