"It's only through writing that I've ever been able to suppress life's personal disappointments. When I can't write I feel anxious and out of sorts and am easily riled, though I'm usually able to control my emotions..."
- Pramoedya Ananta Toer (The Mute's Soliloquy: A Memoir)
["Hanya dengan menulis aku mampu menekan segala kekecewaan peribadi hidup. Bila aku tidak menulis, aku merasa cemas & tidak keruan serta mudah gusar, walau selalunya aku bisa mengawal emosiku..."]
Showing posts with label VAMP PROJECT. Show all posts
Showing posts with label VAMP PROJECT. Show all posts

Wednesday, May 8, 2013

TEASER: 'PRINCE MALAR' THE COMIC

My progress is slow I know that, as I'm still looking over my stability within my peace. But that doesn't mean I'm not moving, thus I'm not going to give up on things I've planned & promised. Among 10 things I've planned and some already in the proposal condition and some even half-way done, this one is the only I had to my personal project without involvement from other talents as how I did with 'Pentas Realiti: Aspirasi Seni' (beside DTP and advices).

'Prince Malar' is a prequel character for international project called 'VAMP', a vampire story which originated from Malay Archipelago (Melayu Nusantara) continent and arised in a lost district of Pakistan called Malar. But I wanted the 'Prince Malar' comic to be released for local market (Malay language as start), then once 'VAMP' comic is completed for international release, decision to have it in English will be decided.   
I will do my very best to ensure that this project will come to you for real. Once the proposal accepted for funding, I will definitely create a team to work with me for this project. 

Comic teaser of 'Prince Malar'

Wednesday, March 13, 2013

PRINCE MALAR IS JUST AN ORIGIN OF 'VAMP'

I'm not really a super-fan of superhero type of fiction though I do fancy all the magical exposure revealed in the storyline, especially when it comes to wisdom & philosophy of being strong in your weakness. Though I grew up in the shadow of Spider-Man (there were days I wish I was bitten by a spider that could make me crawl on walls!), I'm seriously a big fan of horror especially when it comes to fang, blood and venom. I love the mystical world of the underworld. So I have this one big comic project of my own that will satisfy my hunger in such storyline and it's called VAMP. But before I could elaborate more on the main storyline, I have this plan to create what I called the origin of VAMP that will introduce a human like creature called Prince Malar. 


VAMP comic project is meant for heavy readers that will pursue for international market, therefore don't expect too much on childish factor in its storyline but you can expect that this comic will not deliver any porno images or obscene plots. Planned as a one shot novel graphic, VAMP will deliver story that relates to the descents of Israelite, the hidden marks of mukhannathun and the mythical believe of fallen angels spelled by the image of Prince Malar.


The concept of the story will deliver early modernization where Prince Malar make a prudent appearance in the 80s from a region in Pakistan called Malar during the final years of cold war that revealed the rebellious movement in Afghanistan. Then the story ended with Malar missing in the midst of Malaysia racial conflict which continued by the story of VAMP that happened somewhere in our near future (with expand technology). The climax of the story will end by exposing the connection and birth history of Prince Malar discovered by his blood-sucking descendent known as Oressa



If you ask me how did I get the idea of creating this story? Frankly speaking the ideas has been with me since I knew how to draw. But the first to come was the image of Oressa I've created since I was a teenager, but the blood sucking images has been in my desire since I was little while the venomous snake factor, it has been in the folklore tale of my family ties. So combine everything all together plus the current issues and my experience back in during diploma/degree as a researcher/activist of UFOs/supernatural cases, my collective knowledge upon those will be spilled in this comic project I named it as VAMP.  


Insha-Allah, if everything goes according to plan, there'll be more to share about this comic that I plan to have it publish in the middle of year 2014. For now this year of 2013, I will start with the origin of Prince Malar... 

... because reality bites!


Monday, July 4, 2011

THE EMBLEM OF XANITH

Thursday — 30th June 2011/28th Rajab 1432
Time: 1.27 am (Malaysia)

"Mark the date tonight that I've cried a lot after understood my true being. Something I just found out after a series of memory flashback since childhood, what I was referred as in a book & I'm sure that's me. Then I discovered there's a term where Rasulullah s.a.w. witnessed my kind. I pray & I read Quran, but nothing can swept this feeling that I'm not human... to a betrayal." 
— Xanith


"In the history of mankind, there lies another kind... far & beyond the knowledge of the modern scholars, or in denial. The kind that will challenge your faith... beyond your expectation, unless you believe in Him & His creations thoroughly."

The emblem 1st mirrored

...مخنثون

The emblem 2nd mirrored
"If you look inside the eyes of a man & fell for the heart of a lady, don't turn away & say the feeling isn't true. If you happen to love the man with respect for dignity of a virgin lady, you fell for the right soul given by fate. No evil can create love from the heart of a human being but lust & no lust can penetrate the soul of a pure love unless taken."
The emblem reversed

Tuesday, December 21, 2010

SUMPAH PURNAMA 'PUTERA TEDUNG MALAR'

Selar berlingkar di busut jangan kau tegur,
Sedang menanti purnama Hijrah yang pertama,
Seruan Putera saat mentari tegak di ubun Zuhur,
Menanti malam menari bersama di jingga purnama...

Sehari awal hatinya kosong tanpa keinginan rindu,
Buat cinta pertama janganlah kau tanggalkan curiga,
Tiba masanya Putera meletak hati untuk beradu,
Kerana hujan terlindung bulan demi esok lebih bertenaga...

Sumpah Putera tercatat di malam purnama biru,
Bangkitnya nakhoda tedung membawa berita,
Putera bakal menyelar penghina dengan rasa terharu,
Membalas sumpahan menyembur bisanya melata...

Putera Tedung Malar hadir tersenyum pada purnama,
Terpancar keikhlasan menikmati seluruh zat alam penuh hiba,
Mensyukuri takdir Ilahi di hati pada rasa cinta pandang pertama,
Diterang bulan wajahnya berseri mendodoi pelindung mesra di riba...



Wahai manusia...

Sedarkah dikau rahsia dunia banyak sudah terbuka,
Namun kau alpa membayangkan realiti kenyataan fizikal,
Sedang kau terlena mengakui diri nyata dan cinta bersaka,
Buta hati tidak kau kesal, buta mata mampukah kau sangkal?!

Tertegaknya purnama di malam ini menyuluh arah kiblat,
Tujuh petala langit bersusun lurus memberikan cahaya penuh,
Anugerah Allah banyak hikmahnya dibawa para malaikat,
Disimbahi mandian kesyukuran buat hamba-Nya yang tidak jenuh...

Wahai manusia...

Putera berpesan jangan kau gila kerana hina,
Kerana hina yang membuat kau gila itu adalah cinta,
Tanpa cinta kau lupa Yang Maha Esa itu bukan gerhana,
Sebaliknya Dia yang menabur cinta buat kita semata-mata...


"Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Dan bulan apabila mengiringinya. Dan siang apabila menampakkannya. Dan malam apabila menutupinya (malam-malam yang gelap). Dan langit serta pembinaannya. Dan bumi serta penghamparannya. Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikkan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."

– [Surah Asy Syams (matahari) : ayat 1-10]

Thursday, December 9, 2010

Hikayat 'PUTERA TEDUNG MALAR'

Lagenda lama ditutup mendung,
Diselimut pekung dan dilindung kepung,
Namun riwayatnya masih kekal agung,
Dara menangisi kematian cintanya si tedung...

Tersembunyi lagenda gelap di selatan Pakistan,
Sumpahan tedung hitam dibunuh kerana cinta,
Kelak manusia akan terpesona pada yang berbisa,
Lahirnya dalam keturunan yang mulia bermantan,
Seorang teruna bernoda tiada cela diseri jelita,
Putera Tedung Malar hanya menunggu masa...

Lama rohnya dipendam Bagan,
Jasadnya ditutupi selar Mayan,
Asal usul kejadiannya Malar menyegan,
Harapan cinta 7 tahun selepas kelahiran...

Awal Safar Malam Jumaat Maghrib dia tiba,
Lahirnya sebagai manusia namun tangisan tiada,
Dua kali laungan azan penuh khusyuk dia diriba,
Dicubit sakit barulah raung hiba legakan resah bonda...

Setiap purnama mengambang penuh dia bersila,
Menanti air mandian berendam 7 jenis bunga disiram,
Kalimah Allah dititip bersama di setiap jirusan berkala,
Mengekang pesonanya bagaikan mutiara didalam tiram...


Jangan sesekali kau merenung ke dalam matanya,
Ketika hatinya merah menyala bak api membara,
Bimbang terpersona melihat keindahan bercahaya,
Kerana pukauannya berbisa yang tiada tara...

Percayalah dunia dia bukan manusia yang kau sangka,
Zahirnya tampak biasa nun batinnya berbisa tedung,
Menyelar sengketa dan pengkhianat harus kau jangka,
Sekali terluka bersiaplah selamanya jiwamu terpasung...

Jinaknya tedung jatuh cinta dipandang pertama,
Takdir Ilahi hanya harapan agar jiwa sebati,
Kala si tedung berangan menjadi rama-rama,
Bukti dunia boleh tersenyum dia kini insan sejati...

Ingatlah dunia kerana sengketa sumpahan berjela,
Hingga menjadi mainan kata manusia semata,
Namun kau lupa tunjang kita Allah Ta'ala,
Tiada yang mustahil mampu membuatkan kau buta...

Dia jejaka mempersona di cermin jelita,
Kaum Hawa sentiasa senang mendampingi,
Kaum Adam tersilap ego tersandung diri,
Kerana manusia sudah tersisir dari nyata,
Saat jatuh cinta melihat indahnya pelangi,
Sumpahan si tedung bersaksi 7 warna berseri.

Thursday, July 15, 2010

VAMP PROJECT: Climax

Climax to me is when you're at the peak of a satisfaction before you take a great relief after letting it all out. So after I've succeed by getting something done or being rewarded for something I'd done, a friend asked to celebrate. I said not the time yet because I still have more matters to get done before I can really enjoy a celebration. Then he asked me...

"When is your climax?"

I've heard this question so many times years ago when I succeed something at school or university, now I heard it again at work. My answer always remain as...

"In life, my climax is death..."

Sunday, July 11, 2010

VAMP PROJECT: Synopsis (in Malay)


“Sayang sekali aku tidak dapat menggambarkan perasaanku kini terhadapmu. Adakah kau rasa apa yang aku rasa, Vamp?”

Vamp hanya mampu tersenyum dengan pertanyaan Sadid. Belum pasti dia yang hidup tanpa mati mampu memberi jawapan kepada persoalan tersebut, apatah lagi daripada seorang makhluk berjiwa dipanggil manusia.

“Sad… setiap makhluk ciptaan Ilahi, memang ada hati. Namun diriku sukar menggambarkan layakkah aku memiliki hati sepertimu. Haruskah aku percaya perasaanku sedangkan kau tahu siapa aku?”

Sadid senyap. Matanya jauh melihat ke dalam mata Vamp. Biarpun anak mata itu merah mengerikan, namun apa yang terdalam di benak hatinya tidak langsung mengerikan. Vamp memang mencintainya.

"Vamp… aku keliru.” Sadid mengadu pilu.

"Sad… aku juga keliru.” Balas Vamp hampa.

Mereka saling berpandangan namun masing-masing kaku untuk saling bersambut mesra. Jelas ia situasi yang kekok. Yang terpaku hanyalah tubuh, namun hati berbisik cinta yang kukuh.

"Vamp…" Sadid meleraikan kesunyian.

“Sad, tolonglah!”

Pantas Vamp memintas ayat Sadid. Seolah tahu apa pun alasan seterusnya, kesulitan ini akan tetap terus tergumpal.

Vamp bingkas bangun. Sadid tergamam dan berharap Vamp akan terus menemaninya di taman itu. Malam semakin larut dan cahaya purnama semakin sayu kemerahan.

“Vamp… tolong jangan pergi lagi?” Sadid memohon.

“Sad, pandang aku betul-betul. Lihat fizikal ini, sama seperti kau. Kemudian kau cuba bayangkan kekasihmu, Serti. Dia perempuan, dia lebih layak untuk kau, Sad!” Ujar Vamp kecewa.

“Aku tahu! Tetapi ini perasaan kita, Vamp!” Sadid menegaskan.

“Perasaan! Perasaan! Itu saja yang kita mampukah, Sad?! Sudah tujuh purnama dan itu sahaja yang kita mampu katakan, Sad?! PERASAAN?!!!” Vamp menghamburkan kekecewaannya.

Airmata sudah jatuh berkali-kali. Namun perasaan itu terus kuat tidak mahu pergi. Vamp mampu terus tabah memikul beban perasaan ini kerana dia sejak azali ditakdirkan memikul beban kecewa tanpa sudah. Namun Sadid, insan yang dicintainya, haruskah dia turut memikul beban yang sama? Mampukah dia? Sadid hanya seorang manusia, kelemahannya adalah kekuatan buat puaka darah seperti Vamp.

“Perasaan itu satu anugerah, Vamp.” Ujar Sadid lemah sambil wajah tertunduk melihat ke tanah, unsur kejadiannya sebagai manusia.

Airmata Sadid jatuh menitis satu persatu. Jiwanya terasa amat berat. Berkali dia meraung kepada Ilahi supaya melepaskan perasaan itu pergi jauh. Sudah acapkali jua dia cuba memindahkan kuatnya perasaan cinta itu kepada Serti. Namun cintanya kepada Serti tidak sekuat cintanya kepada Vamp… hukuman apakah ini?

“Sad… aku boleh mengubah kau menjadi mangsaku, namun kerana cinta ini aku tidak sanggup menggadaikanmu demi kepentingan peribadiku. Jika pun kau rela, belum pasti kau bersedia untuk hidup tanpa mati bersamaku.”

“Vamp… bukankah itu namanya pengorbanan jika aku sanggup menjadi sepertimu?”

“Sad… aku jiwa yang kosong, mungkin kerana itu cintamu mudah mengisi ruang hatiku. Namun kau jiwa yang penuh, kerana itu cinta Serti juga ada di hatimu.”

“Vamp…”

Sadid cuba merayu lagi namun pantas dipintas Vamp.

“Sad, kita masih ada lagi tempoh untuk bersama. Tugas kita belum selesai. Selagi kita bersama untuk selesaikan tugas ini, elok kita gunakan sebaiknya bagi menikmati saat-saat itu dengan perasaan ini. Asalkan Serti tidak perlu tahu…”

“Maksud kau?” Sadid keliru.

Vamp tersenyum, senyuman yang terus membuat Sadid senang kembali.

“Cinta tidak semestinya memiliki dan ia tidak semestinya melibatkan seksual. Aku dan kau, kita saling mencintai dan saat bersama adalah waktu yang paling kita perlu hargai. Aku yakin tugas ini tidak akan usai untuk sepurnama lagi… kita masih banyak waktu untuk terus bahagia dengan cinta ini.”

Sadid terkesima seketika dengan kata-kata Vamp itu. Jelas ia melegakan hatinya. Perlahan dia mengusap airmata di pipi Vamp dan melemparkan senyuman penuh kasih. Wajah anggun Vamp langsung tidak melalaikan nafsunya melihat puaka darah itu sebagai lelaki. Batas perlu dijaga dan Vamp adalah cintanya yang perlu dijaga.

“Vamp, kau mungkin yang dicurigai namun kau juga yang sangat aku cintai. Kata-katamu sungguh bererti dan itu yang akan aku turuti.” Setuju Sadid dengan senyuman pasti.

“… dan Serti tidak perlu tahu.” Vamp dengan mesra menegaskan.

“… dan Serti tidak perlu tahu.” Sadid mengulang mesra mempersetujui.

Sesungguhnya jika Serti tahu, perempuan puaka jadian itu akan mampu menelan jasad makhluk seperti Vamp untuk kekal tanpa jisim jitu selamanya. Sadid hanya perlu berwaspada ia tidak akan berlaku selama Vamp di sisinya…

VAMP PROJECT: A dream to pursue...

It was in my dream since I studied diploma that I want to draw at least a comic for European market, even for a niche market where no commercial value involves. But yet if my talent can go for wider audience, that will be an extra advantage for me. My main interest will be to get involve in Franco-Belgian comic industry so that was why I took French language as my alternative subject during degree. Yet, I didn't finished the class as I thought who am I to dream a dream. Yet who would have known that I could be this far in Malaysia Comic Industry. Then there was once when I was already at a peak of my career here, I got an offer to establish my talent in Paris, still during that moment my focus was for my own country comic's industry. But as I believe, patience will worth so much & I hope by next year this will be something I can achieve... insya-Allah.